Desain Antarmuka Pengguna (UI) dan Pengalaman Pengguna (UX): Seni Membuat Aplikasi yang ‘Instagramable’
Di era digital saat ini, istilah ‘Instagramable’ bukan hanya berlaku untuk kafe atau destinasi wisata yang fotogenik. ‘Instagramable’ juga menggambarkan aplikasi dan platform digital yang menawarkan tampilan menarik dan pengalaman yang memuaskan. Seiring berkembangnya tren teknologi, desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) menjadi dua komponen krusial tidak terpisahkan dalam menciptakan aplikasi yang ‘Instagramable’. Lantas, apa sih UI dan UX itu? Mana yang lebih penting, UI atau UX? Mana yang lebih didahulukan, UI atau UX? dan bagaimana keduanya mempengaruhi kesuksesan sebuah aplikasi? Mari kita telusuri lebih lanjut.
-
- Apa Itu UI dan UX?
UI (User Interface) berkaitan dengan bagaimana tampilan sebuah aplikasi di mata pengguna. Ini mencakup elemen visual seperti layout, warna, ikon, dan tipografi. Sedangkan UX (User Experience) lebih ke arah bagaimana kesan pengalaman pengguna saat menggunakan aplikasi tersebut, apakah mudah digunakan, navigasinya jelas, ada respon berupa notifikasi yang membantu kita saat ada kesalahan input, atau malah jadi sesuatu yang menyebalkan dan membuat frustasi, sulit digunakan, navigasi membingungkan, banyak pesan error bermunculan, respon aplikasi yang lambat, dsb. Simpelnya, UI berfokus pada tampilan visual, sedangkan UX bicara kelayakan untuk digunakan.
2. Kenapa UI dan UX Penting bagi Generasi Muda?
Generasi muda, khususnya Gen Z, tumbuh di era yang serba digital. Mereka memiliki ekspektasi tinggi terhadap aplikasi yang digunakan. Aplikasi yang ‘Instagramable’ tidak hanya bagus secara visual, tetapi juga memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. Darisini kita bisa melihat bahwa baik UI dan UX posisinya sama penting, banyak kasus dimana tampilan visual menjadi daya tarik awal bagi pengguna, namun pada akhirnya aplikasi tersebut juga dengan cepat akan segera ditinggalkan ketika pengguna menemukan bahwa penggunannya cenderung membingungkan.
3. Tren UI yang Instagramable
Berikut beberapa tren UI yang Instagramable:
-
- Warna Neon dan Gradien: Tren warna yang berani, seperti neon dan gradien, menjadi favorit karena menciptakan tampilan yang segar dan dinamis.
-
- Desain Minimalis: Sesuai dengan semboyan ‘less is more’. Desain minimalis berfokus pada kesederhanaan namun elegan, dengan fungsional yang memudahkan pengguna untuk berinteraksi dengan aplikasi.
-
- Ilustrasi dan Animasi: Penggunaan ilustrasi dan animasi dapat menambah keunikan pada aplikasi, membuatnya terlihat lebih hidup.
4. Mengoptimalkan UX untuk Generasi Digital
Berikut beberapa tips untuk mengoptimalkan UX pada aplikasi:
-
- Navigasi yang Intuitif: Pengguna muda cenderung tidak sabaran untuk berlama-lama memahami cara kerja aplikasi. Mereka menginginkan desain yang intuitif dan mudah digunakan.
-
- Responsif dan Cepat: Respon aplikasi yang lambat atau sering disebut dengan istilah ‘lemot’ adalah sesuatu yang sungguh menyebalkan, tidak butuh lama bagi pengguna untuk segera meng-uninstall aplikasi tersebut. Optimalisasi kecepatan adalah kunci, terlalu banyak elemen visual menjadi salah satu faktor penyebab lambat.
-
- Feedback Instan: Memberi tahu pengguna tentang apa yang sedang terjadi, misalkan saat terjadi input data yang tidak sesuai atau terjadi kesalahan pada sistem. Feedback instan dapat berupa animasi, pop-up berupa teks, suara, atau getaran, akan menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan.
5. Keterkaitan Antara UI yang Bagus dan UX yang Memuaskan
Sebuah aplikasi mungkin memiliki tampilan yang menarik, tetapi jika pengguna merasa kesulitan saat menggunakannya, maka aplikasi tersebut akan segera ditinggalkan. Sebaliknya, aplikasi dengan tampilan sederhana namun dengan UX yang baik dapat memenangkan hati pengguna. Jadi mana yang harus di dahulukan, UI atau UX? Jawabannya, dahulukan calon pengguna aplikasinya, karena UI dan UX adalah representasi dari kebutuhan, keinginan dan karakter calon pengguna yang menjadi target pengguna aplikasi. UX atau experience atau pengalaman seperti apa yang kita harapkan akan dirasakan atau dialami saat pengguna berinteraksi dengan aplikasi kita, yang selanjutnya di realisasikan dalam bentuk UI. Jadi pastikan UI dan UX yang dimaksud disini bukanlah UI dan UX dari perspektif pengembang atau si pembuat aplikasi, tapi dari perspektif siapa calon penggunanya.
. Kesimpulan
Membuat aplikasi yang ‘Instagramable’ bukan berarti hanya fokus pada estetika semata. Sebuah aplikasi harus memiliki kombinasi antara UI yang menarik dan UX yang memuaskan untuk memenuhi harapan generasi muda yang selalu menginginkan yang terbaik. Seiring berjalannya waktu, tren akan berubah, teknologi baru akan terus bermunculan, namun prinsip dasar menciptakan aplikasi yang memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna akan tetap relevan.
Dengan memahami arti dan pentingnya UI dan UX, para developer dan desainer dapat menciptakan aplikasi yang tidak hanya ‘Instagramable’ namun juga fungsional dan memuaskan bagi pengguna. Di era digital ini, aplikasi yang memadukan kedua aspek tersebutlah yang akan terus bertahan dan berkembang.
Tertarik lebih lanjut mempelajari UI/UX? Di program studi Sistem Informasi UKRIDA terdapat 2 bidang konsentrasi yang berhubungan dengan UI/UX, yang pertama adalah ‘UI/UX designer and prototyping’, dan yang kedua adalah ‘human-centered web development’. Kenali Sistem Informasi UKRIDA lebih lanjut di web komunitas digital kami hmsi.apps.ukrida.ac.id.
Evelline Kristiani, S.Kom., M.TI.
Salah satu dosen prodi Sistem Informasi UKRIDA dengan fokus keilmuan terkait transformasi digital, IT governance and service management, IT infrastructure.
Responses