Bagaimana Metodologi Agile dapat Mempertajam Pemasaran Digital?

Istilah pemasaran digital menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan belakangan ini, agak berbeda dengan pemasaran digital tempo dulu, dimana pemasaran digital didefinisikan sesimpel melakukan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan media digital. Walaupun secara prinsip tetap sama, tapi kita melihat pemasaran digital saat ini secara masif mengimplementasikan pola pikir (mindset) dan pendekatan-pendekatan yang secara masif menggunakan teknologi informasi, sehingga menjadikan teknologi informasi menjadi bagian integral dari pemasaran itu sendiri.

Awalnya, pemasaran digital sesimpel melihat penggunaan teknologi informasi sebagai alat bantu, sehingga secara pola pikir dan filosofi tidak berubah dan masih sama dengan pendekatan pemasaran tradisional. Di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini, pemasaran digital adalah bagian dari lingkup yang lebih besar yaitu transformasi digital. Dan seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kunci keberhasilan dari transformasi digital ada pada revolusi pola pikir (mindset), dan pola pikir yang dimaksud untuk diadopsi adalah ‘agile mindset’. 

Agile mindset menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi tim, karakteristik unik dari tim agile adalah anggotanya yang lintas fungsional, dan tim diberikan hak otonomi untuk menyesuaikan diri berdasarkan prioritas dan kondisi (Self-managed). Tim juga menentukan respon berdasarkan data, dan dengan pendekatan yang bersifat agile memungkinkan tim mencoba beberapa konsep pemasaran sesering yang mereka butuhkan. Hal ini sesuai dengan filosofi agile itu sendiri yang mengakomodir perubahan. Fleksibilitas ini tentunya akan memberikan perbedaan yang signifikan dibanding model konvensional yang rigid dan kaku.

Menyusun Tim Lintas Fungsional

Sebuah tim agile terdiri dari anggota dengan pengetahuan luas tentang berbagai topik tetapi tidak harus seorang ahli. Anggota tim terbiasa bekerja multi bidang, yang artinya mereka dapat memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda di waktu yang berbeda. Misalnya, seorang anggota tim bertanggung-jawab atas pengembangan produk selama satu sprint dan selanjutnya bertanggung-jawab atas layanan konsumen di sprint lainnya. Dengan pendekatan seperti ini, tim dapat mencapai target mereka dalam waktu yang lebih singkat. Ini juga membantu mengurangi jumlah pertemuan dan membuat tim lebih efisien.

Aspek penting lain dari tim agile adalah anggota tim yang berasal dari lintas fungsi. Misalnya, tim pemasaran yang terdiri dari tim penjualan, tim desain, dan tim pengembangan harus dapat berkolaborasi. Ketiga tim ini harus bisa saling berkoordinasi untuk menghasilkan kampanye yang akan mencapai tujuan bersama. Tim pemasaran yang agile juga harus dapat menganalisis dampak dari setiap kampanye pemasaran mereka dan membuat perubahan jika diperlukan.

Salah satu faktor penunjang kesuksesan tim agile adalah kombinasi dari anggota tim dengan skillset generalis dan spesialis. Seorang generalis akan melakukan semua hal yang perlu diketahui sebagai pemasar digital, sementara seorang spesialis akan bekerja sesuai dengan spesialisasi mereka. Kombinasi keduanya akan menghasilkan potongan (cross-sectional) yang memungkinkan kita menghasilkan produk pemasaran yang berkualitas dalam hal detail dan keluasan cakupan. Namun biasanya, peran tim spesialis lebih umum di organisasi besar dengan sumberdaya yang memadai. Misalnya, anda dapat memiliki tim pemrograman atau pengembangan visual untuk kampanye pemasaran online berbasis website dan tim administrator basis data untuk pemasaran berbasis email.

Selain lintas fungsi, tim agile juga harus dapat beradaptasi. Tim agile harus dapat dengan cepat bereaksi terhadap perubahan ekspektasi pelanggan dan kondisi pasar. Hasilnya, mereka dapat menyampaikan kampanye lebih cepat daripada tim pemasaran tradisional. Agar sukses dengan tim pemasaran agile, anda harus memiliki perpaduan yang tepat antara orang-orang dengan semangat kewirausahaan untuk membuat kampanye pemasaran yang sukses. Tim ini juga akan dapat menganalisis dampak dengan cepat dan melakukan peningkatan yang selaras dengan tujuan bisnis Anda.

Melihat kondisi ekonomi dan peta persaingan yang sangat dinamis hari ini, metodologi agile adalah pilihan yang sangat baik untuk pemasaran digital. Tidak seperti metodologi tradisional, yang mengharuskan seluruh organisasi untuk menerapkan strategi yang sama, tim agile dapat memilih untuk fokus pada sekelompok kecil berisi orang-orang yang memiliki nilai dan tujuan yang sama. Metodologi agile berfokus pada upaya untuk memberikan solusi bertahap, peningkatan kecil dan sering, kinerja tim dan progress pekerjaan dilihat dari keluaran solusi (working solution) yang dihasilkan secara bertahap berdasarkan prioritas.

Metodologi agile menekankan pada lingkungan kerja kolaboratif di mana tim dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan seiring dengan kemajuan proyek. Filosofi di balik agile menekankan pentingnya fleksibilitas, memungkinkan anggota tim secara mandiri untuk dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan klien mereka dan diri mereka sendiri. Kondisi ini mendukung pendekatan kampanye iteratif yang adaptif dan berkembang sesuai tujuan dan kondisi bisnis. Prinsip-prinsip ini selanjutnya yang dapat membantu organisasi mencapai kesuksesan dalam inisiatif pemasaran mereka, lebih cepat daripada yang non-agile.

Tim pemasaran pada awalnya mungkin akan merasa sulit untuk beradaptasi dengan praktik agile. Tetapi penting untuk diingat bahwa mengadopsi metodologi baru membutuhkan waktu dan cara berpikir yang baru. Bergantung pada kesiapan tim dan dukungan pembuat keputusan, periode adopsi untuk praktik pemasaran digital berbasis agile dapat memakan waktu dua hingga tiga bulan. Dengan waktu dan latihan, anda akan melihat berbagai manfaat.

Agile manifesto mendeskripsikan prinsip-prinsip inti dari filosofi. Agile sendiri sebenarnya bukanlah sebuah metodologi, namun sebuah cara berpikir (mindset), yang dalam perkembangannya diturunkan menjadi kerangka kerja praktis seperti kanban, scrum, lean software development, dan masih banyak pendekatan praktis turunan lainnya. Agile manifesto pertama kali dicetuskan oleh empatbelas tokoh di industri perangkat lunak. Seiring dengan perkembangan, metodologi berbasis agile tidak terbatas hanya untuk proyek pengembangan perangkat lunak, implementasinya mencakup berbagai bidang, salah satunya adalah pemasaran digital.

Kampanye Pemasaran dengan Pendekatan Berbasis Data

Metodologi agile adalah metodologi manajemen proyek berbasis data yang menekankan pada eksperimen dan rilis berkelanjutan. Kampanye pemasaran dikembangkan dan disempurnakan melalui beberapa siklus pengembangan. Pendekatan seperti ini memungkinkan tim untuk melakukan pengujian ide dan belajar dari kegagalan untuk menjadi dasar pengembangan berikutnya. Tim melakukan rilis cepat untuk setiap siklus pengembangan, sehingga pelanggan dapat segera memberikan umpan balik untuk setiap rilis. Kondisi inilah yang menjadi karakteristik dari pendekatan berbasis data.

Metodologi ini cocok bagi tim pemasaran perusahaan yang membutuhkan cara kerja yang cepat, adaptif mengikuti perubahan perilaku konsumen. Prinsip-prinsip manajemen proyek agile juga dapat digunakan untuk meningkatkan kampanye pemasaran yang berfokus pada pelanggan. Perusahaan dapat lebih menyelaraskan produk dan layanannya dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Pendekatan manajemen proyek agile juga memungkinkan tim pemasaran untuk mengomunikasikan ruang lingkup dan jadwal secara lebih efektif.

Ketika lanskap digital menjadi lebih kompleks, organisasi harus dapat merespons ancaman dengan cepat. Untuk menjadi sukses di ekosistem baru ini, organisasi harus beradaptasi dengan tantangan baru dan berkembang untuk memenuhi harapan pelanggan yang berubah. Metodologi berbasis agile hari ini dengan cepat menjadi aturan main baru dalam organisasi di semua sektor. Faktanya, pandemi covid 19 secara tidak langsung juga mempercepat adopsi metodologi agile. Tantangan besar mungkin ada di perusahaan atau organisasi besar yang cenderung konservatif, pendekatan agile hanya bisa sukses di organisasi besar jika mereka mampu merespons perubahan dengan cepat.

Karena metodologi berbasis agile menekankan kolaborasi di seluruh tim, sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang punya visi yang sama. Tim pemasaran yang agile harus berusaha untuk menghilangkan silo-silo (kubu) dan disaat yang sama merealisasikan kolaborasi di seluruh tim. Untuk mencapai hal ini, anggota tim harus sering mengadakan pertemuan dan intensif berkomunikasi baik secara fisik maupun elektronis. Tim juga selanjutnya akan menggunakan pendekatan analitik berbasis data untuk mengukur kinerja tim dan aktivitas kampanye pemasaran mereka. Hasil pengukuran selanjutnya untuk menentukan strategi dan rencana kampanye berikutnya.

Strategi Mengurangi Waktu Tunggu

Pemasaran agile menekankan eksperimen dan pengembangan secara bersamaan, dengan tim yang bergerak cepat dari satu iterasi ke iterasi berikutnya. Selama setiap iterasi, tim pemasaran dapat menguji konsep untuk menentukan mana yang paling berhasil. Jika sebuah konsep gagal, konsep yang satu dapat dibatalkan dan konsep yang lain segera dicoba. Pemasaran agile juga berfokus pada pengalaman pengguna, menempatkan kebutuhan pelanggan di pusat proses pemasaran. Misalnya, jika pelanggan tidak menyukai pendekatan kampanye tertentu, tim dapat dengan cepat meninggalkannya, memungkinkan pengujian lebih lanjut untuk menentukan apakah pendekatan yang diuji sudah tepat.

Faktor lain yang cukup krusial menentukan waktu rilis ke pasar adalah kompleksitas produk. Misalnya, obat-obatan membutuhkan waktu setidaknya sepuluh tahun untuk dikembangkan, sedangkan aplikasi media sosial dapat dikembangkan dalam waktu satu tahun. Kecepatan rilis ke pasar adalah keunggulan kompetitif utama. Ketika sebuah perusahaan dapat mengalahkan pesaing langsungnya melalui rilis cepat ke pasar, perusahaan berpotensi menangkap pangsa pasar yang lebih tinggi. Perusahaan yang pertama kali memasarkan akan memiliki produk yang memiliki dampak lebih tinggi pada penjualan dan profitabilitas.

Strategi pemasaran yang bersifat agile membutuhkan tim perumus yang lintas fungsional. Tim lintas fungsi terdiri atas beberapa spesialis di bidang yang berbeda, tim ini selanjutnya dapat bekerja secara independen hampir setiap waktu. Tingkat fleksibilitas ini secara potensial lebih besar daripada jika tim terlalu terspesialisasi. Karena ketika tim terlalu terspesialisasi (homogen), tim akan membutuhkan bantuan eksternal untuk menerapkan strategi pemasaran yang agile. Sangat penting untuk memiliki tim yang beragam, sehingga setiap orang dapat menerima ide tersebut. Dan begitu tim pemasaran sudah siap dan terbentuk, tim dapat segera mulai memantau pelanggan dan tren pemasaran yang ada.

Meningkatkan Kepuasan Konsumen

Menurut survei oleh CMG Partners, 93% dari Chief Marketing Officer (CMO) menggunakan praktik agile di organisasi mereka. Metodologi ini memungkinkan tim pemasaran untuk men-delivery value lebih cepat, menggunakan pendekatan berbasis data yang berasal dari umpan balik pelanggan. Selain itu, praktik agile juga membantu pemasar mengurangi waktu yang diperlukan dalam mengakomodir perubahan.

Visi strategis organisasi adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam upaya pemasaran. Ini akan membantu anda dalam rangka memecahnya dari rencana jangka panjang yang besar menjadi rencana yang lebih kecil, seperti bulanan, mingguan, dan harian. Tetapi perlu di ingat bahwa strategi pemasaran yang dirumuskan harus adaptif dan fleksibel untuk berubah. Ciri khas dari pemasaran agile adalah praktik berdasarkan eksperimen dan mengujinya dalam waktu singkat untuk menentukan apakah strategi itu berhasil.

Pendekatan agile melibatkan pelanggan selama proses pengambilan keputusan, yang mengarah pada retensi pelanggan yang lebih baik. Kerangka kerja tradisional hanya melibatkan pelanggan diawal fase perencanaan, yang berdampak negatif pada fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Dalam pendekatan agile, klien terlibat dalam setiap langkah proses, termasuk penetapan prioritas, perencanaan, dan menghadiri ulasan untuk memberikan umpan balik. Transparansi ini membantu dalam membangun hubungan kerja dan kepercayaan yang lebih baik.

Marcel, S.Kom., M.TI., ITIL, COBIT5, PRINCE2, AgilePM

Salah satu dosen prodi Sistem Informasi UKRIDA dengan fokus keilmuan terkait transformasi digital, IT governance and service management, IT infrastructure.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *